Minggu, 31 Mei 2015

Penyebab, Pencegahan, dan Tanda Tanda Kanker Darah

Kanker darah atau lebih dikenal dengan istilah leukemia adalah kanker yang menyerang sel pembentuk sel darah merah dalam sumsum tulang. Pada kasus kanker darah, sumsum tulang akan memproduksi sel darah putih yang tidak normal dan berlebihan yang mengakibatkan penumpukan sel darah putih sementara sel darah merah semakin berkurang. Agar Anda dapat terhindar dari penyakit ini yuk kita kenali penyebab kanker darah, tips pencegahan kanker darah, dan tanda-tanda kanker darah yang harus diwaspadai.

tanda-tanda kanker darah, gejala kanker darah
Sel Darah Merah dan Putih - photo credit: commons.wikipedia.org

Jenis Kanker Darah


Kanker darah yang sering terjadi pada manusia dikelompokan berdasarkan kecepatan perkembangannya dan sel yang diserangnya.

Berdasarkan kecepatan perkembangannya, kanker darah dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu kanker darah akut dan kanker darah kronis.

Kanker darah akut yaitu kanker darah yang berkembang dengan cepat dan harus ditangani dengan segera.

Kanker darah kronis yaitu kanker darah yang berkembang secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang lama. Tanda-tanda kanker darah kronis cenderung tidak terasa dan biasanya baru terdiagnosa setelah bertahun-tahun. Sela darah putih yang seharusnya sudah mati akan tetap hidup menumpuk dalam aliran darah, sumsum tulang, dan organ-organ lainnya.

Sementara berdasarkan jenis sel darah putih yang diserang terdapat 2 jenis kanker juga yaitu leukemia limfotik yaitu kanker darah yang menyerang sel limfa dan leukemia mielogen yaitu kanker darah yang menyerang sel myeloid.

Berdasarkan hasil dua pengelompokan di atas, maka terdapat 4 jenis kanker darah yang paling sering terjadi pada manusia, yaitu:

Leukemia limfotik akut (acute lymphocytic leukemia / ALL)


Kanker darah jenis ini umumnya diderita oleh anak-anak namun dapat pula menyerang dewasa. Pada jenis ini, kanker darah dapat menghambat fungsi limposit sehingga penderitanya dapat mengalami infeksi yang serius.

Leukemia mielogen akut (acute myelogenous leukemia / AML)


Kanker darah ini umumnya menyerang dewasa namun dapat pula menyerang anak-anak dan remaja. Pada jenis ini, kanker darah menghambat pembentukan sel mieloid sehingga dapat menyumbat pembuluh darah.

Leukemia limfotik kronis (chronic lymphocytic leukemia / CLL)


Kanker darah ini hanya dialami oleh orang dewasa dan umumnya baru terdeteksi pada stadium lanjut karena pasien cenderung tidak merasakan gejala-gejalanya untuk waktu yang lama.

Leukemia mielogen kronis (Chronic myelogenous leukemia / CML)


Kanker darah ini umumnya diderita oleh orang dewasa. Jenis kanker darah ini memiliki dua tahap, yaitu pada tahap pertama, sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan-lahan, dan tahap kedua yaitu sel-sel abnormal akan bertambah dengan pesat sehingga kondisi pasien akan menurun secara drastis.

Baca juga: Penyebab, Pencegahan, dan Tanda-Tanda Kanker Otak

Penyebab Kanker Darah


Hasil dari beberapa penelitian masih belum dapat memastikan penyebab dasar kanker darah.

Namun terdapat sejumlah faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kanker darah pada seseorang yaitu:
  1. Faktor Keturunan – risiko Anda terkena penyakit kanker darah akan meningkat bila ada keluarga Anda yang mengidap penyakit yang sama.
  2. Faktor Genetik – misalnya penyakit “Down Sindrom”.
  3. Pernah mendapatkan terapi kanker – seperti kemoterapi atau radioterapi. 
  4. Menderita kelainan darah - misalnya myelodysplastic syndrome. 
  5. Pernah terpapar radiasi tingkat tinggi atau zat kimia tertentu – misalnya orang yang pernah terpapar kebocoran nuklir, atau zat kimia seperti benzene. 
  6. Merokok – efek samping merokok selain memicu terjadinya kanker juga penyakit berbahaya lainnya.

Tips Pencegahan Kanker Darah

Untuk mencegah penyakit kanker darah dapat dilakukan dengan melihat faktor risiko di atas, misalnya dengan menghentikan kebiasaan merokok, menghindari pengunaan zat kimia, selalu menggunakan alat pengaman pribadi seperti masker khusus bila bekerja di pabrik bahan kimia, hidup sehat dan seimbang.
Untuk melihat apakah Anda sudah menderita penyakit ini, yuk kita kenali tanda-tanda kanker darah!

Tanda-Tanda Kanker Darah


Gejala / tanda-tanda kanker darah sangat beragam dan mungkin sulit dikenali karena cenderung mirip dengan kondisi penyakit lainnya. Walaupun demikian, Anda dapat mengenali tanda-tanda kanker darah dari kondisi tubuh yang membaik atau memburuk seperti berikut ini:
  1. Lemas atau kelelahan yang berkelanjutan, demam, sakit kepala, muntah-muntah, keringat berlebihan pada malam hari yang berlangsung terus menerus perlu dicurigai sebagai tanda-tanda kanker darah.
  2. Nyeri pada tulang atau sendi yang berkelanjutan juga perlu diwaspadai sebagai tanda-tanda kanker darah. 
  3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas merupakan tanda-tanda kanker darah yang patut dicurigai. 
  4. Pembengkakan pada limfa noda, hati, atau limpa merupakan gejala serius. Tanda-tanda kanker darah ini perlu ditangani dengan segera. 
  5. Seringkali mengalami penyakit infeksi merupakan tanda-tanda kanker darah dan kekebalan tubuh yang menurun. 
  6. Mudah mengalami pendarahan seperti mimisan atau memar dan munculnya bitnik-bintik merah pada kulit juga perlu diwaspadai sebagai tanda-tanda kanker darah.
Itulah tanda-tanda kanker darah yang sering terjadi pada penderita. Bila Anda mengenali tanda-tanda kanker darah di atas pada diri Anda atau anggota keluarga Anda maka segeralah konsultasikan ke dokter kepercayaan Anda. Walaupun ternyata hasil pemeriksaan menunjukan bahwa tanda-tanda tsb bukan mengindikasikan Anda sebagai penderita kanker darah, setidaknya Anda pun mengetahui dengan pasti apakah yang terjadi dengan tubuh Anda. Pemeriksaan yang teratur dan pencegahan akan lebih mudah dilakukan dan hemat biaya dibandingkan pengobatan itu sendiri.

Pada saat Anda mengkonsultasikan tanda-tanda kanker darah tsb maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan baik kondisi fisik yang dapat dilanjutkan dengan tes darah dan biopsi sumsum tulang belakang untuk memastikan jenis kanker darah yang diderita.

Bila hasil pemeriksaan positif, tergantung dari jenis kanker dan kondisi penyakit, biasanya dokter akan memberikan terapi seperti kemoterapi, radioterapi, dan transplantasi sumsum tulang belakang.

Jumat, 29 Mei 2015

Penyebab, Pencegahan, dan Tanda-Tanda Kanker Otak

Otak memiliki peranan penting bagi seorang manusia. Keberadaan otak inilah yang digunakan untuk berpikir merupakan kelebihan seorang manusia dibandingkan makhluk lainnya. Oleh karena itu penting sekali menjaga otak kita agar tidak terkena penyakit termasuk penyakit mengerikan kanker otak. Agar kita dapat terhindar dari kerusakan otak yang lebih parah, alangkah baiknya bila kita dapat mengenali penyebab, pencegahan, dan tanda-tanda kanker otak.

Penyebab Penyakit Kanker Otak


Penyakit kanker otak dapat menyerang siapa saja dan tidak pandang bulu, dapat menyerang anak-anak hingga orang lanjut usia. Lalu apa ya yang menjadi penyebab penyakit kanker otak?

Berdasarkan hasil riset dari para peneliti, pada umumnya ada 2 penyebab utama penyakit kanker otak, yaitu:
  • Otak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. 
  • Penggunaan zat-zat berbahaya seperti alcohol, narkoba, dll.

Pencegahan Penyakit Kanker Otak


Berdasarkan penyebab penyakit otak maka untuk pencegahan penyakit otak adalah dengan memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk otak seperti makanan yang banyak mengandung omega 3 seperti ikan dan telur, makan makanan yang sehat, hindari penggunaan zat-zat berbahaya dan hiduplah secara seimbang.


Tanda-Tanda Kanker Otak

gejala kanker otak, ciri-ciri kanker otak
Kanker Otak - Photo Credit: flickr.com

Berikut ini adalah tanda-tanda kanker otak yang umumnya terjadi pada penderita:
  • Rasa sakit kepala yang berbeda dengan rasa sakit kepala biasa. Rasa sakit seperti tertekan benda tumpul dan terjadi berulang perlu dicurigai sebagai tanda-tanda kanker otak. 
  • Mata kehilangan fokus, objek penglihatan terlihat kabur atau tidak jelas dan tidak membaik walaupun sudah menggunakan kaca mata merupakan tanda-tanda kanker otak.
  • Muntah hingga pingsan karena sakit kepala hebat dapat saja terjadi sebagai tanda-tanda kanker otak. 
  • Beberapa bagian tubuh tidak dapat digerakkan tanpa ada sebab yang jelas perlu diwaspadai sebagai tanda-tanda kanker otak. 
  • Perubahan perilaku seperti gangguan ingatan, perubahan sifat penderita merupakan tanda-tanda kanker otak stadium akhir. Perubahan sifat itu seperti bukan menjadi sifat penderita yang sebenarnya, misanya orang pemalu tiba-tiba menjadi lebih percaya diri, orang hati-hati menjadi lebih ceroboh, orang sabar menjadi lebih temperamental.
Itulah beberapa tanda-tanda kanker otak yang perlu diwaspadai. Bila Anda merasakan tanda-tanda kanker otak tsb segeralah periksakan diri ke dokter kepercayaan Anda untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin.

Kamis, 28 Mei 2015

Penyebab, Pencegahan dan Tanda-Tanda Kanker Serviks


Kanker serviks atau lebih dikenal dengan kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang ditakuti kaum hawa. Wajar saja karena menurut data WHO (Badan Kesehatan Dunia), penyakit kanker serviks ini menempati peringkat teratas penyebab kematian wanita di dunia yang disebabkan oleh kanker. Di Indonesia sendiri, penderita kanker serviks berhasil menduduki sepertiga dari total penderita kanker di Indonesia. Oleh karena itu bila Anda seorang wanita, penting sekali bila Anda mengenal dan mewaspadai tanda-tanda kanker serviks yang mungkin ada di tubuh Anda. Terapi kanker yang dilakukan pada stadium awal atau awal-awal kemunculannya akan lebih mudah ditangani dan faktor kesembuhan lebih tinggi dibandingkan terapi yang dilakukan setelah penyakit tsb parah / menyebar ke organ tubuh lainnya.


Penyebab Kanker Serviks


Berikut ini adalah beberapa penyebab kanker serviks yang perlu Anda ketahui:

1. Serangan Virus “Human papilloma Virus” (HPV)


Virus HPV mudah sekali berpindah dan menyebar. Virus ini akan mudah menyebar melalui cairan namun tak hanya itu, virus ini pun dapat disebarkan melalui sentuhan kulit. Misalnya virus HPV dapat menulari Anda bila Anda menggunakan WC umum yang kurang bersih dsb. Oleh karena itu bila Anda menggunakan WC umum, pastikan Anda membersihkan dudukan toilet sebelum dan setelah menggunakan toilet.

2. Gaya Hidup


Gaya hidup yang kurang sehat merupakan penyebab terbesar penyakit kanker serviks. Misalnya kebiasaan merokok, makanan tidak sehat / junk food, dll. Selain itu, kebiasaan berhubungan intim dengan berganti pasangan atau berhubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan pun dapat menjadi penyebab kanker serviks. Hubungan intim yang dilakukan sebelum berusia 16 tahun dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks sebanyak 2 kali.

3. Faktor Keturunan


Bila dalam keluarga Anda ada yang menderita kanker serviks maka Anda harus ekstra hati-hati karena Anda telah memiliki faktor resiko penyebab kanker serviks.

4. Penyebab Kanker Serviks Lainnya


Penyebab kanker serviks lainnya adalah terlalu sering melahirkan dan penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang lama.

Pencegahan Kanker Serviks


Agar Anda terhindar dari penyakit kanker serviks yang mengerikan ini, berikut ini adalah tips pencegahan kanker serviks yang dapat Anda lakukan:

1. Ubah pola hidup Anda menjadi lebih sehat dengan memakan makanan yang sehat dan cukup nutrisi.

2. Jagalah kebersihan dan tingkatkan hygiene pribadi Anda dan orang sekitar Anda. Misalnya cucilah bagian intim Anda dengan tangan dan air yang bersih.

3. Hentikan kebiasaan merokok.

4. Hindari berhubungan intim saat usia dini dan setialah pada pasangan Anda.

5. Lakukan pemeriksaan pap smear setidaknya 2 tahun sekali bagi Anda yang telah aktif melakukan hubungan intim.

6. Lakukan vaksinasi HPV.


Tanda-Tanda Kanker Serviks

penyebab kanker serviks, pencegahan kanker serviks
Pertumbuhan Kanker Serviks Pada Stadium Awal - photo credit: commons.wikipedia.org

Kanker serviks pada awalnya hanya sebuah radang / infeksi di mulut rahim yang kemudian bila dibiarkan akan berubah menjadi penyakit kanker serviks dalam waktu sekitar 10-20 tahun. Semakin awal Anda dapat mengetahui kemunculan penyakit ini maka akan semakin mudah penanganan dan pengobatannya. Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui bahwa Anda mengidap penyakit kanker serviks atau tidak, yaitu dengan memperhatikan tanda-tanda kanker serviks atau dengan memeriksakan tubuh Anda ke petugas kesehatan / laboratorium. Sangat disarankan bagi Anda wanita yang telah menikah atau pernah berhubungan intim untuk melakukan uji pap smear setidaknya setiap 2 tahun sekali dan tes IVA (inspeksi visual menggunakan asam asetat).

Selain melakukan tes di rumah sakit, sebaiknya Anda memperhatikan tubuh Anda dan kenali tanda-tanda kanker serviks berikut ini:

1. Sakit saat berhubungan intim merupakan tanda-tanda kanker serviks apalagi bila diikuti dengan pendarahan.

2. Keputihan yang berlebih, bau, dan mungkin disertai dengan pendarahan merupakan tanda-tanda kanker serviks yang harus diwaspadai.

3. Sakit saat buang air kecil juga merupakan tanda-tanda kanker serviks.

4. Sakit di dareah pinggul yang sering muncul perlu diwaspadai sebagai tanda-tanda kanker serviks.

5. Jumlah darah yang keluar saat menstruasi banyak dan dalam waktu yang lama perlu dicurigai sebagai tanda-tanda kanker serviks.

6. Tanda-tanda kanker serviks lainnya yang muncul pada stadium lanjut berupa pendarahan, paha bengkak, susah buang air kecil, nafsu makan berkurang, dan berat badan tidak stabil.

Bila Anda mengalami tanda-tanda kanker serviks di atas, segeralah periksakan diri Anda ke dokter dan konsultasikan masalah Anda. Semakin dini dan semakin terbuka Anda saat pemeriksaan akan memudahkan tim medis memilih terapi pengobatan yang tepat. Pada stadium awal, biasanya dokter akan melakukan pembedahan untuk membuang jaringan kanker serviks pada tubuh Anda. Sementara pada stadium lanjut, penyakit kanker serviks biasanya diberikan kemoterapi dan radioterapi. Namun bila kondisi penyakit cukup parah maka dokter akan meminta ijin pasien untuk mengangkat rahim (histerektomi) agar penyakit kanker tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Itulah penyebab, pencegahan, dan tanda-tanda kanker serviks yang perlu Anda ketahui. Semoga informasi di atas bermanfaat …

Referensi: www.healthylifeandfood.com  - warning sign of cervical cancer

Selasa, 12 Mei 2015

Penelitian Baru Kaitkan HIV dengan Penyakit Mata

Dokter mata Ethiopia Dr. Tilahun Kiros memeriksa mata seorang pasien di Rumah Sakit Mata Quiha di Mekelle, Ethiopia.
Dokter mata Ethiopia Dr. Tilahun Kiros memeriksa mata seorang pasien di Rumah Sakit Mata Quiha di Mekelle, Ethiopia.
Sebuah penelitian baru menambah deretan bukti bahwa orang-orang yang terinfeksi HIV mempunyai sistem ketahanan tubuh yang mirip dengan orang-orang tua. Ini terjadi bahkan bila mereka diobati dengan obat-obatan antiretroviral. Sistem ketahanan tubuh seperti orang tua tersebut membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit tertentu.
Dr. Douglas Jabs mengatakan walaupun masa hidup pasien HIV/AIDS kini lebih panjang, berkat obat-obatan antiretroviral, mereka beresiko lebih tinggi terkena penyakit-penyakit yang terkait dengan usia. Penyakit ini termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes dan bahkan keringkihan.
Jabs adalah penulis utama penelitian tersebut yang mengatakan bahwa mereka juga lebih rentan terhadap macular degeneration yang terkait dengan usia atau AMD. Penyakit itu bisa menyebabkan hilangnya penglihatan dan kebutaan di stadium akhir. AMD tercatat sebagai “penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan pada orang-orang yang berusia di atas 65.” AMD menyebabkan kerusakan pada bagian retina yang disebut macula, yang bertanggungjawab untuk memberikan penglihatan yang bersih dan tajam.
Jabs adalah seorang professor ophthalmology dan kedokteran di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York.
Ia mengatakan, “Semakin banyak data di bidang literatur HIV bahwa pasien yang terinfeksi HIV, yang diobati dengan terapi antiretroviral dan memiliki pemulihan kekebalan tubuh, kini mereka tidak terkena infeksi oportunis, mereka mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih baik, namun mereka mempunyai kemampuan bertahan hidup lebih singkat dibandingkan dengan pasien yang tidak terinfeksi HIV dalam usia yang sama."
Mereka kelihatannya menderita penuaan yang lebih cepat.
“Selain itu, ahli kekebalan tubuh menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh pasien dengan HIV, yang diobati dengan terapi antiretroviral, mempunyai perubahan yang mirip dengan sistem kekebalan tubuh orang-orang  yang berusia 75 tahun yang disebut immunosenescence,” ujarnya.
Dr. Jabs dan rekan-rekannya mempelajari lebih dari 1.800 paisen HIV berusia antara 13 dan 73 dari tahun 1998 sampai 2011. Penelitian tersebut menyebutkan sistem kekebalan tubuh mereka selalu aktif dan mereka menderita peradangan bertahun-tahun, kondisi yang selalu dihubungkan dengan beberapa masalah kesehatan. Dalam beberapa hal, sistem kekebalan tubuh mereka sudah terlalu terekploitasi.
“Mereka menerima banyak stimulasi kekebalan tubuh. Mereka punya banyak sel yang merespon hal-hal yang mereka lihat. Tapi mereka kehilangan beberapa kemampuan untuk merespon terhadap masalah baru. Mereka mempunyai tingkat peradangan sistemik ketika menerima aktivasi kekebalan tubuh. Informasi ini menunjukkan bahwa karena penuaan yang dipercepat dan karena masalah-masalah terkait peradangan dan immunosenescence, pasien yang terinfeksi HIV mungkin mengalami perubahan mata yang sama seperti yang dialami oleh orang tua. Dan kami memutuskan untuk meneliti AMD,” ujarnya.
Ketika dibandingkan dengan sekelompok orang dengan usia yang mirip tapi mereka tidak terinfeksi virus AIDS, mereka memiliki prevalensi empat kali lipat lebih besar untuk macular degeneration.
"Kami meneliti obat-obatan yang mereka konsumsi. Ternyata tidak terkait dengan obat-obatan. Tidak karena obat-obatan sama sekali. Tapi karena sistem kekebalan tubuh yang dipaksa akibat HIV dan lainnya. Dan sistem kekebalan tubuh mereka mirip dengan orang-orang berusia 75 tahun, padahal mereka baru berusia 45 tahun," ujarnya.
Langkah berikutnya, kata Dr. Jabs, adalah memahami apa yang terjadi, untuk menentukan apakah aktivasi menahun sistem kekebalan tubuh dan peradangan sistemik justru meningkatkan resiko lebih besar terhadap AMD. Untuk sementara, ia mengatakan pesan dari penelitian ini adalah untuk tetap waspada, tangani penyakit yang diidap oleh pasien HIV dengan cara yang sama ketika menangani orang-orang yang lebih tua dengan penyakit yang sama.

Studi: Campak Dapat Perlemah Sistem Imunitas Sampai 3 Tahun

Para peneliti mengatakan campak mempengaruhi 'amnesia imunitas,' fenomena yang menghancurkan kemampuan tubuh untuk mengingat bagaimana memerangi penyakit lain.

Seorang dokter anak di California memberikan vaksin campak-gondok-rubella. (Foto: Dok)
Seorang dokter anak di California memberikan vaksin campak-gondok-rubella. (Foto: Dok)
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa campak dapat terus melemahkan sistem imunitas tubuh sampai tiga tahun, jauh lebih lama daripada yang diketahui sebelumnya.
Para peneliti dalam jurnal Science mengatakan campak mengacak-acak dengan apa yang disebut "amnesia imunitas," sebuah fenomena yang menghancurkan kemampuan sistem imunitas untuk mengingat bagaimana memerangi penyakit-penyakit lain, termasuk pneumonia dan meningitis.
Profesor di Princeton University, Jessica Metcalf, salah seorang penulis studi ini, mengatakan bahwa "dengan kata lain, jika Anda terjangkit campak, tiga tahun kemudian Anda dapat meninggal karena sesuatu yang tidak akan menewaskan Anda jika tidak terjangkiti campak."
Namun para peneliti memiliki beberapa kabar baik: Mereka menemukan bahwa memberikan vaksinasi pada anak-anak melawan campak dapat menutunkan tingkat kematian akibat infeksi mematikan potensial lainnya.
Mereka mendorong anak-anak untuk memberikan anak-anak vaksinasi campak, menyebutnya "salah satu dari intervensi berbiaya paling efektif untuk kesehatan global."